Sejumlah negara mengakui keunggulan senjata buatan RI itu. Akurat.

VIVAnews
- Wakil Ketua Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan,Tubagus
Hasanuddin, mengungkapkan bahwa senjata buatan anak negeri ini
sesungguhnya tidak kalah dengan buatan luar negeri. Namun, senjata
buatan dari dalam negeri ini jarang dipakai oleh pemerintah.
Menurut Tubagus, salah satu senjata yang mendapat reputasi baik di
kancah internasional adalah senjata tipe SS-2. Senjata buatan PT Pindad
itu bahkan menjadi juara dalam pertandingan menembak di Asia Pasifik.
"SS-2 itu memang senjata yang cukup akurat. Waktu dipakai pertandingan
menembak di wilayah Asia Pasifik saja kita juara," kata Tubagus kepada
VIVAnews, Selasa 28 Agustus 2012.
Tubagus menjelaskan bahwa sejumlah negara mengakui senjata SS-2 itu
adalah senjata yang simpel untuk postur Asia. "Dilengkapi dengan alat
bidik yang akurat dan peluru ringan. Itu cocok dipakai satuan darat,
kavaleri, dan lintas udara," ujarnya. Lantaran simpel, akurat dan cocok
untuk semua satuan itu, senjata ini laris di sejumlah negara.
Selain senjata, lanjut Tubagus, pesawat buatan RI CN-235 pun sudah
diakui internasional. Pesawat buatan PT Dirgantara Indonesia dikenal
dapat diandalkan. "CN-235 itu termasuk pesawat yang bandel. Setahu saya
sampai sekarang baik di Spanyol maupun di Indonesia belum ada CN-235
yang jatuh," ujarnya.
Menurut Tubagus, CN-235 dapat juga dipakai untuk mengangkut pasukan
sampai 2 peleton. "Bisa juga dipakai untuk menerjunkan pasukan. Pesawat
serbaguna lah. Landasannya juga cukup pendek," ujarnya.
Tubagus mengaku tidak begitu terkejut ketika mendengar Meneg BUMN
Dahlan Iskan begitu gembira lantaran senjata buatan Indonesia laris di
luar negeri. Sebab, katanya, sudah lama senjata dan pesawat buatan
Indonesia diminati sejumlah negara di Timur Tengah.
"Beberapa negara memang minat, termasuk Irak. Sebetulnya Iran juga minta
senjata SS-2 itu tapi sedang diproses di Kemenhan dan Kemenlu. Mungkin
karena ada berbagai faktor politik luar negeri, saya juga tidak tahu,"
ujarnya.
Keberhasilan menjual produk dalam negeri ke pasar internasional, menurut
Tubagus, harus didukung terus dan diharapkan akan terus meningkat.
"Menurut hemat saya kita harus tetap bersyukur. Harus diteruskan
ekspansi ini untuk mampu menghasilkan bukan hanya buatan Pindad atau PT
DI, tapi juga PT PAL. Kita dengan Cina juga sudah bekerja sama membuat
kapal cepat rudal. Rudalnya nanti dibuat oleh Cina dan Indonesia. Dapat
menjangkau hingga 100 kilometer. Kapal cepatnya nanti dibuat PT
Pelindo," kata Tubagus.
Prestasi semacam ini juga mestinya didukung oleh kebijakan pemerintah.
Karena pemerintah lemah dalam memasarkan produk senjata dan juga jarang
memakai produk dalam negeri.
"Prestasi ini termasuk bagus. Tapi memang kita harus akui kita lemah
dalam marketing. Lemahnya kenapa, justru para pejabat kita pada tidak
mau pakai produk dalam negeri. Misalnya para pejabat Korea dan Malaysia
pakai CN-235, tapi Presiden kita mana mau. Coba kalau Presiden kita mau
pakai CN-235 dan para menteri juga pakai pesawat itu, pasti orang lain
menjadi yakin," jelasnya.
di kutip
dari
0 komentar:
Posting Komentar